Sabtu, 21 November 2015

Satu Teman sangat Berharga, Satu Musuh Seperti Punya 1000 Musuh

Mulai 21 November 2015 kemarin itu, hari yang memang suram... Yang tadinya aku hanya ingin iseng saja dengan temanku, tapi dia sekarang marah besar denganku. Aku gak tau lagi harus bagaimana untuk meminta Maaf, karena memang dia sangat marah kepadaku. Aku baru ingin memberi tahu semua yang sebenarnya kepadanya kemarin tapi dia keburu tahu semua sendiri dan menjadi sangat Marah denganku. Aku sangat menyesal sekali. Bagaimana pun caranya aku hanya ingin dia memaafkanku.

Dia sangat marah... Sangat Marah. Memang pantas bila dia marah kepadaku sampai-sampai dia tidak ingin mendengarkan penjelasanku lagi. Malam itu setelah pulang kerja, aku ingin meluruskan semuanya, tapi dia tetap tidak ingin mendengarkan penjelasanku, sampai-sampai dia mendorongku hinga aku terjatuh dari anak tangga. Tapi aku tetap mencoba kembali malam itu, tapi dia tetap sama sekali tak mau mendengrkan penjelasanku hingga akhirnya, aku menyerah malam itu dan meninggalkannya dalam kondisi yang masih marah denganku.

Karena hal itu, semalam aku tak bisa tidur. Aku hanya bisa menangis saking aku tidak tahu lagi harus berbuat bagaimana. Dan bang Dudung, teman satu kamarku menjadi tempatku untuk menumpahkan airmataku semalam. Aku tak berkata apapun dengannya... Hingga Bang Dudung hanya terpaku dan bingung melihatku tiba-tiba menangis. 

Tidurku hanya seperti diantara dimensi mimpi dan tak mimpi... Hingga Adzan Subuh berkumandang, dan akupun solat Subuh di surau dekat asramaku. Aku berdoa kepada penciptaku, Allah Swt. Aku memohon kepadaNya agar membukakan pintu hatinya untuk memaafkanku. Aku akan terus bersabar dan berdoa, puasa sunnah bila perlu agar doaku supaya Allah membukakan pintu hatinya untuk memaafkanku segera terkabul.

Dia itu sebenarnya pribadi yang sangat baik. Orangnya menyenangkan. Suka bercanda dan menghiburku. Selalu saja tingkahnya membuatku tertawa. Dia baik sekali. Bila ada waktu libur bersama seperti kemarin itu, kita pergi berlibur bersama ke Melaka Malaysia. Dia baik sekali... Setiap kita jalan kita selalu bergantian membayar budget transportasi dan makan, sehingga lebih hemat dan fair. Aku tau dia orangnya suka bercanda, yang aku pikir candaan keisenganku itu tidak menimbulkan kemarahan di dirinya, ternyata pemikiranku salah. Dia terlanjur marah sekarang. Dan entah kapan apakah kita bisa jalan-jalan lagi bersama seperti dulu atau tidak.

Aku paham dia marah... Aku terima dengan Ikhlas semua perkataan kadar yang keluar lewat Messenger semalam kepadaku. Dia sebut aku Anjing, Babi, Gak Punya Otak dsb kepadaku. Aku sadar memang aku yang salah, sehingga aku maklumkan perkataan kasarnya kepadaku itu. Aku hanya ingin kembali seperti dulu lagi. Gara-gara keisenganku itu hubungannya dengan pacarnya jadi rusak. Ya,, semua memang salahku. Aku memang salah... dan itu sangat nembuatku menyesal... serasa seperti aku akan melakukan apapun untuk membayarnya dan membuatnya kembali seperti semula lagi.

Kita memang harus berteman dengan banyak orang, tetapi orang yang kita anggap bisa true 'Konek' dengan kita dan kita anggap seperti sahabat dekat kita itu yang sulit ditemukan. Bila saya sudah nyaman dengan teman, saya bisa panggil dia dengan kata-kata unik, gurau apapun, manja, dan membantunya sebisa yang aku bisa. Aku memang seperti itu. Aku sedih sekali ya Allah... aku ingin dia kembali seperti dulu... Rasanya Air Mataku sudah kering untuk memangis. Aku memang sangat perasa. Mudah tersinggung dan sensitif. Apapun aku rasa sehingga aku tak sadar bila meneteskan air mata.

Konyol memang bila dipikir. Hanya masalah iseng semata semua jadi berantakan. Aku cuman ingin minta maaf yang sebesar-besarnya ke padamu. Aku tau kamu marah, aku tau Kamu benci aku, tapi aku masih berharap kamu bisa memaafkanku, dan hal ini bisa menjadi pembelajaran pribadi  untuk diriku sendiri. Aku selalu belajar dari setiap masalah yang menimpaku. Kalau waktu bisa mengenal kata seandainya, dan aku bisa memilih untuk tidak melakukan hal yang tadinya niatnya hanya iseng untuk 'ngerjain' dia aja, aku akan memilih untuk tidak melakukan hal itu dan akhirnya tidak membuatnya bermasalah dengan pacarnya.

Doaku, harapku, semoga hubungan persahabatanku kepadaku dengan dia bisa kembali seperti semula lagi. Amin.

Malaysia, 22 November 2015